PemberdayaanKearifan Lokal Sebagai Modal Masyarakat Tangguh Menghadapi Bencana." Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNSAT) Periode III Yogyakarta, 3 November 2012. Singgih, Ujianto Prayitno. (2017). Penanggulangan Bencana dan Kebersamaan: Perspektif Partisipasi Masyarakat, dalam buku Telaah Konsep Penanggulangan Bencana Indonesiamemiliki keragaman budaya dan tradisi daerah yang mengakar kuat dalam kehidupan masyarakatnya. Keanekaan budaya dan tradisi itu perlu dipahami oleh seluruh masyarakat Indonesia. Dengan pemahaman budaya dan tradisi serta kearifan lokal setempat berbagai kendala dan masalah separatisme atau terorisme dan isu-isu lainnya yang mengancam Merekadapat melanjutkan hidup mereka dan berkembang secara berkelanjutan berkat kearifan lokal. Berikut adalah fungsi dari kearifan lokal: Mengintegrasikan elemen budaya eksternal yang memasuki budaya asli. Memberikan arahan untuk pengembangan budaya. Sebagai filter dan pengontrol kultur eksternal. Sebagai akomodasi elemen budaya eksternal. Fast Money. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kita sebagai manusia yang hidup di dalam masyarakat, tidak lepas dalam pengaruh kebudayaan yang berada dalam sistem masyarakat yang secara turun temurun kita laksanakan yang menjadi bagian dari kearifan lokal di sekitar Undang-Undang nomor 32 tahun 2009, kearifan lokal diartikan sebagai suatu nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat antara lain untuk melindungi dan mengolah lingkungan hidup secara lestari. Sedangkan menurut Aprianto 2008, kearifan lokal adalah berbagai nilai yang diciptakan, dikembangkan dan dipertahankan oleh masyarakat yang menjadi pedoman hidup mereka. Sejalan dengan Sibarani 2012 menyatakan bahwa kearifan lokal merupakan suatu bentuk pengetahuan asli dalam masyarakat yang berasal dari nilai luhur budaya masyarakat setempat untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat. Kearifan lokal itu sendiri akan berubah menjadi tradisi atau agama yang dapat ditemui dalam nyanyian, pepatah, sasanti, petuah, semboyan dan kitab-kitab kuno. Jadi kearifan lokal itu akan mencerminkan suatu bentuk kebiasaan yang menjadi ciri khas suatu komunitas atau kelompok masyarakat tersebut. Contohnya, masyarakat Jawa Tengah mengenal pepatah "alon-alon asal kelakon" atau pada masyarakat Jawa Timur yang dikenal pepatah "rawe-rawe lantas malang-malang putung" dan penting kearifan lokal untuk masyarakat adalah sebagai bentuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam, sebagai pengembangan sumber daya manusia, kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Kearifan lokal juga dapat berupa petuah, kepercayaan, sastra atau pun pantangan. Kearifan lokal juga berfungsi sebagai etika dan moral yang diaplikasikan oleh Wales memperkenalkan istilah local jenius yaitu identitas atau kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan kemampuan sendiri. Artinya kearifan lokal itu harus mampu bertahan terhadap budaya luar, memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar, mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli dan disisi lain juga memiliki kemampuan mengendalikan dan memberi arah pada perkembangan lokal itu sendiri akan mengalami pengembangan di mana jika ditemukan suatu tindakan atau adat yang dianggap tidak baik oleh masyarakat hal ini akan di tolak dan tidak akan mengalami penguatan sedangkan tindakan atau adat yang baik secara alamiah dan sukarela, masyarakat akan menggunakannya terus menerus. Suatu kearifan lokal atau pun adat yang tidak baik bisa saja terjadi apa bila penguasa atau pemerintah melakukan tindakan pemaksaan, tentu hal ini tidak akan memberi pertumbuhan kearifan lokal secara alamiah. Terkait hal di atas maka akan muncul istilah kearifan baru atau kearifan kontemporer dan kearifan yang lama dapat kita sebut kearifan dulu atau kearifan era globalisasi saat ini yang di picu oleh perkembangan teknologi dan informasi, di mana kita tidak lagi mengenal batas wilayah, kita dapat mempelajari dan mengetahui bentuk-bentuk kearifan lokal tidak hanya di seluruh Indonesia tetapi juga di seluruh satu sisi ini dapat menggerus kearifan lokal yang kita miliki tapi disisi lain dapat memunculkan kearifan lokal baru. Artinya kita harus terbuka dengan informasi dari dunia luar tapi kita juga harus kuat dengan akar budaya bangsa Indonesia. Globalisasi dapat memberikan dampak positif yang menyebabkan munculnya kompetisi antar masyarakat untuk berbuat yang terbaik sehingga kita dapat menjadi manusia yang unggul, berkualitas, dinamis, aktif dan kreatif. 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya Seperti kata pepatah lama dari Afrika, “Diperlukan satu desa untuk membesarkan satu anak.” Di Rainforest Alliance, kami percaya bahwa pepatah ini berlaku untuk masalah pelik pekerja anak di perkebunan. Bayangkan saja kami sebagai satu desa “global” besar yang menyatukan orang tua, guru, dan petani, tetapi juga pemerintah, LSM, bisnis, dan jutaan individu yang membuat pilihan yang lebih baik tentang makanan dan bagaimana makanan itu diproduksi. Kita semua dapat memainkan peran penting untuk memastikan bahwa semua anak tumbuh dengan bermartabat. Jadi, maukah Anda bergabung bersama kami? Untuk pertama kalinya dalam dua dekade terakhir, jumlah anak yang terlibat dalam praktik pekerja anak meningkat. Sebuah laporan yang mengkhawatirkan, yang diterbitkan pada tahun 2021 oleh Organisasi Buruh Internasional ILO dan UNICEF, memperkirakan bahwa angka tersebut telah meningkat menjadi 160 juta di seluruh dunia – meningkat 8,4 juta anak hanya dalam waktu empat tahun. Sembilan juta anak lainnya juga diperkirakan berisiko karena dampak COVID-19, yang menyebabkan sekolah-sekolah ditutup di seluruh dunia. Yang tidak berubah adalah sebagian besar anak-anak ini bekerja di bidang pertanian. Tidak semua pekerjaan anak di perkebunan berbahaya. Bahkan, tugas-tugas yang aman dan sesuai dengan usia—di luar jam sekolah—di lahan kebun orang tua dapat menjadi cara yang bagus bagi anak-anak untuk mendapatkan uang saku dan mendapatkan keterampilan penting. Namun, berbeda halnya ketika anak-anak melakukan pekerjaan berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan mereka atau membatasi pendidikan mereka. Sebagai contoh, di sektor kakao, anak-anak sering kali diberikan pekerjaan berat, seperti mengumpulkan dan memecah buah kakao, mengangkut air, dan mengangkut beban berat. 6 Jalan Menuju Perkebunan Bebas dari Pekerja Anak Jadi, apa yang bisa kita lakukan? “Melarang pekerja anak sering dianggap sebagai jawaban pemungkas, padahal itu saja tidak cukup,” kata Kunera Moore, Manajer Senior Human Rights and Livelihoods Rainforest Alliance. Faktanya, pengalaman kami selama bertahun-tahun di bidang sertifikasi menunjukkan bahwa pendekatan yang bersifat menghukum sering kali malah mendorong terjadinya pelanggaran yang tidak terlihat. Hal ini membuat masalah menjadi lebih sulit untuk dideteksi, apalagi diatasi. Cara terbaik untuk menghapuskan pekerja anak adalah dengan mengatasi akar penyebabnya, yang berkisar dari kemiskinan di pedesaan dan lemahnya penegakan hukum hingga norma-norma gender tradisional dan kurangnya akses terhadap pendidikan yang berkualitas. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, berikut tindakan yang Rainforest Alliance lakukan 1. Mendukung petani skala kecil melalui sertifikasi Photo credit Kyagalanyi Coffee Limited Di seluruh Afrika Barat, sekitar dua juta petani skala kecil memproduksi hampir 70 persen kakao dunia. Dari jumlah tersebut, hingga satu juta orang bekerja keras untuk menerapkan persyaratan sertifikasi kami yang baru-baru ini diperkuat. Pendekatan baru kami “pengkajian-dan-penanganan” berbasis risiko berfokus pada pencegahan, pelibatan, dan peningkatan—tujuannya adalah untuk mendukung dan mendorong petani menghadapi masalah secara langsung. Itulah sebabnya Program Sertifikasi 2020 kami memperkenalkan persyaratan baru bagi perusahaan untuk berinvestasi pada petani yang menjadi mitra kami. Tahun lalu, kami juga meluncurkan Dana Kakao Afrika senilai US$5 juta untuk mendukung masyarakat petani yang menerapkan standar kami di Afrika Barat dan Tengah. Setelah panggilan terbuka untuk pendaftaran, koperasi Kuapa Kokoo di Ghana selatan menjadi salah satu mitra pertama yang terpilih. Proyek yang mereka menangkan akan membentuk sistem perlindungan anak berbasis komunitas di seluruh wilayah Ashanti dan akan berfokus pada perlindungan anak-anak setempat dari pekerjaan pertanian yang berbahaya serta mendukung mereka untuk tetap bersekolah dan berhasil. 2. Meningkatkan Pemahaman Kesadaran Masyarakat akan Dampak Pekerja Anak Mengubah sikap masyarakat terhadap pekerja anak—terutama melalui peningkatan pemahaman akan dampak buruknya terhadap perkembangan anak—memiliki dampak yang jauh lebih besar dan lebih tahan lama dibandingkan dengan pendekatan yang berakar pada hukuman atau denda. Dan berdasarkan pengalaman kami, Komite Perlindungan Anak yang dipimpin oleh masyarakat adalah salah satu alat bantu yang paling efektif untuk mengubah norma-norma budaya-terutama ketika tokoh-tokoh otoritas lokal yang dihormati ikut terlibat. Di Afrika Barat, bersama dengan Child Rights International, kami bermitra dengan koperasi kakao Kokoo Pa untuk membentuk komite di 218 komunitas petani di Ashanti, Brong-Ahafo, dan wilayah barat Ghana. Anggota komite telah dilatih untuk mengidentifikasi dan melaporkan kasus-kasus pekerja anak kepada Departemen Kesejahteraan Sosial, dan juga untuk menangani masalah-masalah hak anak lainnya—terutama yang dihadapi oleh anak perempuan, seperti kehamilan remaja, putus sekolah, dan kekerasan berbasis gender. Dalam dua tahun pertama inisiatif ini, 146 kasus pekerja anak berhasil diselesaikan, dan keluarga-keluarga tersebut menerima dukungan lanjutan untuk mendaftarkan kembali anak-anak mereka ke sekolah. Sebanyak 400 kasus perlindungan anak juga diselesaikan melalui pendidikan dan konseling bagi anak-anak dan orang tua. 3. Bekerja sama dengan guru-guru di Uganda agar anak-anak tetap bersekolah Kita semua tahu betapa pentingnya peran guru dalam mendidik anak-anak muda yang cerdas. Dan di masyarakat pertanian terpencil dan miskin yang memiliki dengan risiko tinggi adanya pekerja anak, mereka memiliki posisi yang unik untuk membantu. Di Uganda, kami bekerja sama dengan Serikat Guru Nasional untuk melatih para guru agar dapat memantau tanda-tanda peringatan seperti ketidakhadiran siswa dan mengambil tindakan cepat untuk menindaklanjutinya. Studi menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang lebih tinggi dapat menurunkan jumlah pekerja anak di kebun, tetapi di Uganda, hingga 50 persen anak tidak menyelesaikan pendidikan dasar mereka. Untuk mendorong para siswa—dan mengeluarkan bakat dalam diri mereka—kami menyiapkan dukungan remedial dan kelas mengejar ketertinggalan, serta klub ekstrakurikuler untuk olahraga, debat, dan drama. Seperti yang dikatakan oleh pemimpin tim kami di Uganda, Rashida Nakabuga, “Anak-anak datang untuk bermain, tetapi tetap tinggal untuk belajar.” Faktanya, hanya dalam waktu tiga tahun, program yang beroperasi di 27 sekolah dasar di seluruh wilayah penghasil kopi di West Nile ini telah berhasil meningkatkan jumlah siswa terdaftar, menurunkan angka putus sekolah, dan yang terpenting, meningkatkan dukungan orang tua terhadap pendidikan. “Anak-anak datang untuk bermain, tetapi tetap tinggal untuk belajar.”Rashida Nakabuga, Direktur Uganda, rainforest alliance 4. Berinvestasi pada perempuan di seluruh Pantai Gading Tanyakan kepada pakar keberlanjutan mana pun dan mereka akan memberi tahu Anda bahwa pemberdayaan perempuan adalah pembawa angin segar bagi setiap orang. Sebagai contoh, perempuan biasanya memberikan proporsi yang lebih tinggi dari penghasilan mereka untuk keluarga mereka daripada pria. Hal ini membawa dampak positif bagi perlindungan anak, mulai dari perawatan kesehatan yang lebih baik hingga tingkat kehadiran di sekolah yang lebih tinggi. Namun, agar hal ini dapat terwujud, perempuan pedesaan harus terlebih dahulu memiliki akses terhadap sumber daya, pelatihan, dan kesempatan yang sama dengan laki-laki. Di Pantai Gading, bersama dengan LSM lokal, Orassur, kami telah membentuk Asosiasi Simpan Pinjam Desa Village Savings and Loan Associations, VSLAs di 22 kelompok masyarakat petani kakao di bagian timur dan barat daya. Dikembangkan bersama dengan Komite Pekerja Anak berbasis masyarakat, asosiasi ini mempromosikan kegiatan yang menghasilkan pendapatan di antara para anggotanya, dengan fokus yang kuat pada perempuan, yang sering terputus dari akses keuangan mandiri. VSLAs juga membantu anggota mengelola dana pendidikan untuk menutupi biaya sekolah anak-anak mereka. 5. Memengaruhi aksi pemerintah terhadap pekerja anak Tindakan pemerintah dapat sangat membantu untuk memastikan bahwa anak-anak di daerah pedesaan terlindungi dari bahaya. Tim advokasi lokal dan global kami mengajukan petisi kepada pemerintah nasional untuk memperkuat dukungan bagi masyarakat pedesaan dan menegakkan hukum ketenagakerjaan. Mereka juga menyerukan kepada badan-badan internasional, seperti Uni Eropa, untuk memberlakukan undang-undang akuntabilitas perusahaan yang mewajibkan perusahaan untuk mencegah dan menanggapi pelanggaran HAM dalam rantai pasok mereka. Rainforest Alliance juga mendukung kebijakan pemerintah untuk memastikan akses terhadap pendidikan gratis dan berkualitas. Hal ini memberikan masyarakat pedesaan-yang sering kali tidak mampu membayar biaya sekolah-sebuah alternatif yang layak dari mendorong anak-anak untuk bekerja. Sebagai contoh, di Pantai Gading, pejabat pemerintah telah mengambil peran kepemimpinan dalam Komite Perlindungan Anak di tingkat distrik yang kami bentuk dalam kemitraan dengan LSM Afrique Secours et Assistance. Dengan bekerja sama, kami mendorong kampanye yang sukses untuk menyadarkan petani kakao tentang bentuk-bentuk pekerjaan yang berbahaya dan memungkinkan para orang tua untuk mendapatkan akta kelahiran bagi anak-anak mereka yang diperlukan untuk pendaftaran sekolah. Ini adalah awal yang menjanjikan, terutama karena inisiatif serupa di Uganda telah menunjukkan bahwa dukungan awal dari pemerintah daerah dapat menghasilkan lebih banyak investasi di bidang pendidikan dan perlindungan anak di masa mendatang. 6. Bermitra dengan perusahaan untuk mengakhiri pekerja anak di Kebun Anak-anak mengikuti program sekolah musim panas Durak Hazelnut Rainforest Alliance mendukung banyak perusahaan terbesar di dunia dalam komitmen keberlanjutan mereka untuk mengakhiri pekerja anak di perkebunan—mulai dari manajemen risiko yang ketat, sistem pemantauan dan remediasi melalui sertifikasi hingga proyek-proyek inovasi sektor yang menyasar isu-isu yang berkaitan erat, seperti kemiskinan di pedesaan. Sebagai contoh, perusahaan dapat membantu petani mencapai pendapatan yang layak dengan mendukung mereka untuk mengadopsi teknik-teknik budidaya ramah lingkungan yang terbukti dapat meningkatkan hasil panen dan membangun mata pencaharian yang lebih baik. Menanam pohon penaung, misalnya, membantu petani kakao dan kopi membangun ketahanan terhadap dampak perubahan iklim seperti kekeringan, yang dapat menyebabkan gagal panen. Dan jika pohon yang menghasilkan buah seperti alpukat ditanam, petani juga dapat menjual buahnya dan mendapatkan penghasilan tambahan. Kami juga bermitra dengan beberapa perusahaan dalam inisiatif paralel untuk mengajak anak-anak keluar dari perkebunan dan masuk ke ruang kelas. Sebagai contoh, di Turki, mitra jangka panjang kami, Durak Hazelnuts, menjalankan program sekolah musim panas yang fantastis untuk anak-anak pekerja migran musiman yang melakukan perjalanan ke pantai Laut Hitam setiap bulan Agustus untuk memanen kacang hazel. Mereka diajarkan matematika, sains, dan membaca, tetapi kesenangan adalah yang utama dalam kurikulum dengan banyak waktu yang disisihkan untuk olahraga dan kerajinan tangan. Sebuah “Tamparan” Lonjakan kasus pekerja anak di seluruh dunia pasca-COVID sangat menyedihkan. Terlebih lagi karena lonjakan ini membalikkan tren penurunan sebelumnya yang membuat jumlah pekerja anak berkurang sebanayak 92 juta antara tahun 2000 dan 2016. Namun, seperti yang ditunjukkan oleh pengalaman “desa global” kita, langkah besar dapat dilakukan. “Organisasi Buruh Internasional dengan tepat menyebut angka-angka ini sebagai tamparan,” kata Kunera Moore. “Jadi, biarlah ini juga menjadi titik balik saat kita mengakui betapa pentingnya bagi bisnis untuk mengambil tindakan, dan saat kita semua bergerak untuk melakukan bagian kita.” Di artikel sosiologi kali ini, kita akan belajar mengenai kearifan lokal, dan perannya dalam pemberdayaan komunitas. Simak artikel ini hingga selesai ya! — Hai hai, kamu pernah nggak mendengar sebuah istilah bernama kearifan lokal? Secara umum, kearifan lokal atau local wisdom, dipandang sebagai salah satu topik dalam ilmu masyarakat atau sosiologi nih! Kearifan lokal juga merupakan subjek penting yang bisa dimanfaatkan dalam membangun masyarakat, salah satunya dengan cara memberdayakan komunitas. Eh tapi, bingung ga dengan istilah-istilah tersebut? Kita bahas satu persatu dulu aja ya! Baca juga Teori Ketimpangan Sosial Klasik & Modern Kearifan Lokal Apa yang dimaksud kearifan lokal? Kearifan lokal atau local wisdom dapat dipahami dari istilahnya, local wisdom local berarti setempat, dan wisdom artinya kebijaksanaan atau arif. Jadi, kearifan lokal adalah gagasan-gagasan setempat lokal yang bersifat bijaksana, bernilai, tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya secara turun-temurun. Kearifan lokal ini juga memiliki fungsi adaptasi, pengembangan, dan pertahanan nilai-nilai tertentu di masyarakat. Jadi bukan cuma sekedar gagasan maupun nilai-nilai setempat yang bijaksana aja ya! Contohnya kayak tradisi rewang alias gotong royong jika ada salah satu warga yang melaksanakan pernikahan di Jawa Tengah. Nah, tradisi rewang ini dilakukan secara bersama-sama dan bersifat sukarela ya. Tujuannya agar saling memudahkan dan peduli terhadap satu sama lain nih. Makanya nih, tradisi rewang ini di beberapa tempat masih dilakukan sampai sekarang! Apakah di wilayah rumahmu masih ada tradisi tersebut masih dilakukan di sekitar rumahmu? Keren banget ya solidaritas antar warganya! Kalau kamu ingin tau salah satu contoh kearifan lokal, coba simak infografis dibawah ini! Baca juga Pengertian Globalisasi, Karakteristik, dan Prosesnya Dimensi Kearifan Lokal Oke, sekarang kita sudah tahu tentang apa itu kearifan lokal. Nah, pembahasan kearifan lokal ini ternyata juga sangat luas, karena kearifan lokal sendiri terdiri dari beberapa dimensi guys! Dalam kearifan lokal juga ada beberapa dimensi yang perlu kamu tau. Tapi sebelumnya, kamu harus pahami dulu nih, kalau dimensi-dimensi kearifan lokal ini nggak bersifat tunggal ya! Jadi dalam satu wujud kearifan lokal, bisa aja tuh ada lebih dari satu atau dua dimensi ya! Dimensi tersebut diantaranya Dimensi Pengetahuan Lokal Kearifan lokal dilihat sebagai kemampuan masyarakat setempat untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Pengetahuan lokal warga ini menjadi manfaat bagi kehidupan mereka. Misalnya deh, dalam mengelola hasil pertanian dan menghadapi musim pancaroba, ada kearifan lokal dari masyarakat kasepuhan Ciptagelar di Sukabumi, Jawa Barat. Mereka terkenal memiliki kearifan lokal yaitu leuit. Apa itu leuit? Leuit adalah lumbung padi yang digunakan untuk menyimpan hasil panen mereka. Dimensi Nilai Lokal Pada dimensi pengetahuan lokal, kearifan lokal dipandang sebagai kemampuan masyarakat setempat untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Sedangkan pada dimensi nilai lokal, kearifan lokal dipandang tingkah laku yang ditaati dan disepakati bersama oleh seluruh masyarakat setempat. Pahami lagi ya, pengetahuan lokal mengacu pada cara adaptasi, sedangkan nilai lokal berkaitan dengan tingkah laku bersama. Dimensi Keterampilan Lokal Kita lanjut dimensi ketiga nih, yaitu dimensi keterampilan lokal. Yang berkaitan dengan kemampuan masyarakat setempat untuk bertahan hidup dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Contohnya masih pada masyarakat Kasepuhan Ciptagelar dengan sistem lumbung padinya atau leuit nih. Kemampuan masyarakat dalam menciptakan, mengelola, dan menjalankan leuit hingga sekarang, membuat mereka tetap bisa bertahan hidup dan memiliki cadangan pangan apabila musim tidak menentu maupun jika ada krisis pangan nih, misalnya kayak pandemi sekarang deh. Dimensi Sumber Daya Lokal Selanjutnya, dimensi sumber daya lokal. Hal ini berhubungan sama kemampuan masyarakat setempat untuk memanfaatkan sumber daya alam dan manusia sesuai kebutuhannya demi tercipta keseimbangan. Jadi, dimensi ini fokus pada peran manusianya dalam mengelola alam maupun hubungan antarwarga ya! Contohnya misal dari beberapa daerah yang punya sumber daya unik yang hanya dimiliki di daerahnya, misal provinsi Riau yang kaya akan minyak kelapa sawit, yang dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber penghasilan dan menggerakkan ekonomi mereka. Dimensi Mekanisme Pengambilan Keputusan Lokal Kita lanjut lagi, dimensi mekanisme pengambilan keputusan lokal. Yakni berkaitan dengan kemampuan dalam menentukan keputusan suatu perkara atau memberikan kebijakan sosial lainnya. Konteks dari keputusan lokal ini, misalnya terjadi situasi dimana dibutuhkan keputusan maupun menentukan hukum adat. Keputusannya ditetapkan oleh lingkungan sosial atau masyarakatnya itu sendiri. Dimensi Solidaritas Kelompok Lokal Nah yang terakhir, yaitu dimensi solidaritas kelompok lokal yang bisa menyatukan masyarakat setempat dalam menjaga kekompakan, kebersamaan, serta rasa senasib sepenanggungan sebagai makhluk sosial. Oke, sekarang udah mulai paham, kan? Tentang apa itu kearifan lokal. Setelah belajar tentang kearifan lokal. Lanjut nih, kita akan bahas tentang pemberdayaan komunitas! Soalnya dua materi ini tuh ada hubungannya lho, nanti kita juga akan bahas pemberdayaan komunitas berdasarkan kearifan lokal nih. Baca juga Mengenal Teori Evolusi dalam Perubahan Sosial Pengertian Pemberdayaan Komunitas Berdasarkan definisinya, pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang artinya kekuatan atau kemampuan nih. Jadi pemberdayaan bisa kita pahami sebagai proses atau rangkaian tindakan untuk mengubah masyarakat yang tadinya kurang atau belum berdaya menjadi berdaya. Terus komunitas itu apa dong? Komunitas adalah kelompok yang berinteraksi atau menjalin hubungan sosial dan dibatasi oleh persamaan kehidupan seperti tempat, nilai sosial value, dan minat interest. Jadi pemberdayaan komunitas adalah proses atau rangkaian tindakan untuk mengubah suatu kelompok sosial menjadi berdaya. Nah, ini nih kata kuncinya, kelompok menjadi berdaya ya! Contohnya gini, ada satu masyarakat yang tadinya gak bisa nih mengolah potensi alamnya. Padahal kaya banget. Berarti, nggak berdaya tuh mereka sebelumnya. Nah lewat pemberdayaan, mereka jadi terlatih dan punya keterampilan untuk bisa mengolah potensi alamnya. Dari yang gak berdaya, jadi berdaya deh. Oke? Baca juga Modernisasi dan Segala Sesuatu Tentangnya Pendekatan Pemberdayaan Komunitas Apakah kamu pernah melihat pemberdayaan masyarakat yang dilakukan pemerintah setempat? Kalau ada, tentu pendekatan yang dilakukan untuk memberdayakan masing-masing kelompok pasti berbeda dong. Setiap daerah pasti memiliki strategi dengan pendekatan kearifan lokal. Untuk lebih jelasnya, pahami materi di bawah ini ya! Menurut Eliot dalam Sumaryadi, 2005150, ada tiga strategi pendekatan yang dipakai dalam proses pemberdayaan komunitas atau masyarakat, antara lain adalah 1. Pendekatan kesejahteraan the welfare approach Yakni pendekatan dengan cara terjun langsung untuk memberi bantuan dengan sasaran kelompok-kelompok tertentu. Contohnya, jika ada bencana alam terjadi, maka akan ada penyaluran bantuan langsung ke daerah yang terkena bencana alam tersebut. 2. Pendekatan pembangunan the development approach Memusatkan perhatian pada pembangunan untuk meningkatkan kemandirian, kemampuan, dan keberdayaan masyarakat. 3. Pendekatan pemberdayaan the empowerment approach Yakni pendekatan dengan cara memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk mengatasi ketidakberdayaan khususnya di bidang ekonomi akibat dari kemiskinan dari proses politik. Baca juga Pengertian dan Bentuk-bentuk Ketimpangan Sosial Membantu korban bencana alam sebagai contoh pendekatan kesejahteraan. Sumber Wikimedia Commons Selain itu, sebagai anggota masyarakat yang mayoritas masih memegang teguh nilai dan norma leluhur, perlu dilakukan strategi pemberdayaan komunitas melalui nilai-nilai kearifan lokal. Kearifan itu sendiri dipahami sebagai seseorang dalam menggunakan akal pikirannya dalam bertindak atau bersikap sebagai hasil penilaian terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi. Sementara itu, pengertian lokal merujuk pada ruang lingkup kejadian yang cakupannya tidak luas atau hanya berada di satu tempat saja. Secara terminologi, kearifan lokal local wisdom dapat dimaknai sebagai pandangan hidup dan pengetahuan lokal yang tercipta dari hasil adaptasi suatu komunitas yang berasal dari pengalaman hidup yang disampaikan dari generasi ke generasi di komunitas tersebut. Baca juga Mengisi Liburan Sekolah dengan Ikut Memberdayakan Komunitas Lokal Fokus Pemberdayaan Komunitas Oh iya, kamu tau nggak apa alasan dari dilakukannya pemberdayaan? Dasar dari tujuan pemberdayaan komunitas adalah untuk menjadikan masyarakat semakin cinta dengan lingkungannya, taat hukum, mengerti akan hak dan kewajiban, dan juga mensejahterakan secara mandiri masyarakatnya. Nah, ada 5 hal yang bisa dijadikan fokus dalam pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan ala kearifan lokal, yakni 1. Menghormati dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia; 2. Komitmen global terhadap pembangunan sosial masyarakat adat sesuai dengan konvensi yang diselenggarakan oleh ILO; 3. Isu pelestarian lingkungan dan menghindari keterdesakan komunitas asli dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan; 4. Meniadakan diskriminasi masyarakat asli dalam pembangunan nasional; dan 5. Melakukan proses penghubungan kearifan masyarakat lokal dengan desain kebijakan serta kegiatan pemecahan masalah-masalah sosial. Nilai-­nilai tersebut juga meliputi kegotongroyongan, kekerabatan, musyawarah untuk mufakat, dan toleransi. Jika pemberdayaan komunitas berbasis nilai­-nilai kearifan lokal yang dilakukan secara konsisten, di kemudian hari akan menciptakan masyarakat yang berdaya. Hal ini penting, karena untuk menghadapi tantangan di abad ke 21 perlu adanya pemberdayaan komunitas agar tercipta komunitas yang unggul. Gimana? Mudah kan! Terima kasih ya udah belajar hari ini. Kalau kamu ingin belajar lebih banyak materi lagi untuk persiapan UTBK, bisa banget tuh join program baru dari Ruangguru, yakni Pelatnas UTBK! Di sini, kamu bisa dapetin semua materi dan persiapan yang kamu butuhkan untuk belajar UTBK bahkan mulai dari nol, dan GRATIS! Untuk informasi lebih lengkap dan pendaftaran, langsung aja klik tombol dibawah ini ya! Sumber referensi Mulyadi, Yad dkk. 2014 Sosiologi SMA Kelas XII. Jakarta Yudhistira. Akbar, F. 2017 Pengertian dan Contoh Kearifan Lokal’, 1 Maret 2017 [Daring]. Tautan Diakses 27 November 2020 Sumber foto Humanitary Aid [Daring]. Tautan Diakses 3 Februari 2022 Artikel diperbarui pada 2 Desember 2022.

bagaimana kearifan lokal dapat mengatasi masalah sosial dalam masyarakat